Pada zaman dahulu, di sebuah kampung, tinggal seorang petani dan seorang pembuat roti. Pada suatu hari, pembuat roti itu membeli satu kilogram tepung daripada petani. Pembuat roti merasa was-was dan curiga samada berat tepung itu benar-benar satu kilogram. Apabila sampai di rumahnya dia menimbang semula tepung tersebut berkali-kali. Ternyatalah bahawa berat tepung itu tidak sampai satu kilogram. Yakinlah di hati pembuat roti itu bahawa petani itu telah melakukan penipuan lalu dia melaporkan perkara tersebut kepada hakim di kampung tersebut. Petani itu pun dihadapkan ke muka pengadilan.
Dalam perbicaraan tersebut, petani itu ditanya oleh tuan hakim,
"Tentu kamu mempunyai timbangan?"
"Tidak, tuan hakim. saya tidak mempunyai timbangan" jawab petani itu.
"Habis bagaimana kamu menimbang tepung yang kamu jual kepada pembuat roti itu?" tanya tuan hakim dengan sedikit rasa terkejut.
"Mudah sekali, tuan hakim. Untuk menimbang tepung seberat satu kilogram itu, sebagai penyeimbangnya, saya gunakan saja roti seberat satu kilogram yang saya beli dari pembuat roti itu" jawab petani tanpa teragak-agak sedikit pun.
Tentu kita dapat meneka dengan mudah, siapa sebenarnya yang melakukan penipuan??? Petani atau pembuat roti???
Kita selalu berharap agar orang lain melayan kita dengan baik. Kita akan berkecil hati, marah dan sebagainya jika tidak dapat apa yang kita harapkan. Kita kerap meletakkan kesalahan itu kepada orang lain.. Sesekali kita kena cermin diri sendiri. Kadang-kadang layanan yang kita dapat dari orang lain adalah disebabkan oleh sikap kita sendiri. Kita mengharapkan senyuman dari orang lain tapi kita sendiri bermasam muka. Kita harap anak-anak menghormati kita tapi adakah kita menghormati anak-anak kita sebagai seorang insan. Kita mengharapkan suami atau isteri melayan kita dengan kasih sayang tapi adakah kita melayan pasangan kita dengan layanan yang baik. Sebelum menyalahkan orang lain..ada baiknya kita menelek dan mencerminkan sikap dan diri sendiri terlebih dahulu.
No comments:
Post a Comment