Carian Artikel di sini

Wednesday, June 22, 2016

7 Amalan Daripada Ustaz Muhadir Haji Joll

Amal #1: 

Mulai malam 21 sehingga malam terakhir Ramadhan BACA 'at least':
Surah Al-Zalzahah 2x
Surah Al-Kafirun 4x
Surah Al-Ikhlas 3x
Elok tambah surah Yaasin 1x

Sebabnya? Nabi ﷺ menyebutkan dalam hadis yang maksudnya:
“Sekali baca surah Al-Zalzalah itu seolah-olah membaca 1/2 Al-Quran."
“Sekali baca surah Al-Kafirun itu seolah-olah membaca 1/4 Al-Quran."
“Sekali baca surah Al-Ikhlas itu seolah-olah membaca 1/3 Al-Quran.”

Dalam hadis lain disebut: “Siapa baca surah Yaasin seumpama membaca 10x Al-Quran.”

Waktu malam itu dikira bermula selepas Maghrib sehingga sebelum Subuh. Kalau mampu baca surah juga surah Al-Ikhlas 200x.

Dalam beramal ingat 2 perkara:
Matlub: Apa yang dituntut dalam beramal ialah:
ikhlas, yakin dan istiqamah
Mauhub: Pemberian berupa pahala/qaramah/etc itu urusan Allah سبحانه و تعالى
Kita selesaikan bahagian pertama (matlub) saja!

Usahakan lepas solat baca Al-Quran, walaupun sedikit. Usahakan juga untuk baca begini pada hari biasa Ramadhan (siang). Tapi pada 10 Ramadhan terakhir, baca siang DAN malam.


Amal #2: 

Bacaan ketika Azan:
Lepas Muazzin baca “Ashadu an lailaahaillallah”, jawab sama.
Lepas Muazzin baca “Ashadu an Muhammadar Rasulullah” jawab sama.
KEMUDIAN tambah:
“Wa ana ashhadu an lailahaillallah, wahdahu la syarikalah, wa ashadu anna Muhammadar Rasulullah. Rodhitu billahhi robba, wa biMuhamaddin Nabiyya, wa biislami dina.”


Amal #3: 

Lepas azan habis - SELAWAT dulu baru baca doa lepas azan. Rasulullah ﷺ berkata: “Siapa yang selawat padaku selepas azan, halal baginya syafaatku.”
Nak selawat apa pun boleh - ummiyi atau yang biasa pun boleh.


Amal #4:

Jangan tinggal solat sunat Fajar. Jangan tinggal solat Subuh berjemaah sebab itu seumpama seseorang itu qiyam sepanjang malam.
Bacaan untuk rakaat 1 dan 2, boleh gilir-gilir daripada set berikut:
Set 1: Al-Kafirin dan Al-Ikhlas
Nabi ﷺ suka baca 2 surah ini untuk solat ini.
Set 2: Al-Inshirah dan Al-Fiil
Ulama sebut siapa baca ‘alam nashrah…’ dengan ‘alam tarokai,,’ tak ada apa boleh menyakiti dia hari itu (~ daily perisai)
Set 3: Surah Al-Qadr dan Al-Fiil


Amal #5:

Lepas salam selesai solat, JANGAN TINGGALKAN walau sibuk macam mana untuk baca Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x, tambah dengan ‘La ilahaillallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku walahulhamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qodir’.


Amal #6:

Lepas solat Subuh, baca doa berikut:
“Allahumma inni asaluka ‘ilman nafi’a, warizqan toyyiban, wa ‘amalan solehan mutaqabbalan.
Kita mohon: Ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halah - perhatikan dengan siapa kita beli makanan. Jangan tinggal solat Dhuha, kalau 'uzur' sekalipun, jangan tinggal membaca doanya.


Amal #7: 

WAJIB sedekah selepas Subuh untuk dapat doa malaikat
IMMEDIATELY lepas Subuh, jangan lewatkan atau tunggu sampai Dhuha.


‘EXTRA’:
Kalau nampak ular hitam -> jangan terus pukul sebab ada kemungkinan itu jelmaan jin. Baca “Salamun ‘ala Nuhin fil ‘alamin” - baca 3x, kalau itu jin, ia akan keluar.

Guru ustaz ada juga mengajar bacaan sama kalau nak masuk dalam hutan atau sungai -> peluk tubuh dan baca - “Salamun ‘ala Nuhin fil ‘alamin” (3x), InshaAllah takkan diganggu binatang/dsb.
~ Silakan SHARE. Semoga bermanfaat. ~

‪#‎ramadhan‬ ‪#‎amalan‬ ‪#‎zikir‬ ‪#‎ilmu‬ ‪#‎ustazmuhadirhajijoll‬
- disunting daripada kuliah Muslimat Ustaz Muhadir Bin Haji Joll Masjid At-Taqwa TTDI 19062016.

Rezeki Barakah Vs Rezeki yang Melimpah Ruah.

Nabi ﷺ memerintahkan kita menjilati jari setelah makan dan membersihkan makanan apa yang ada di piring dan mengatakan:

"Kalian tidak tahu di bagian mana dari makanan terdapat berkah" Dalam riwayat lain beliau ﷺ berkata,

"Ketika sepotong makananmu jatuh, Kalian harus mengambilnya dan membersihkan kotoran dan kemudian memakannya; dan tidak meninggalkannya untuk Setan; sebab Anda tidak tahu di bagian mana dari makanan terletak berkah".

Orang tidak lagi memahami makna dari "berkah". Kecerdasan mereka tidak menggapai hal yang disebut berkah atau berkat. berkah apa yang mereka katakan?

Mereka tidak mengerti. Indera mereka telah menjadi mati rasa dalam mempersepsikan berkat.
Padahal generasi sebelumnya, sangat mementingkan urusan berkat ini. Mereka tahu bahwa memiliki sedikit tapi berkah itu lebih penting daripada memiliki berlimpah tanpa berkah.

Mereka tahu bahwa berkah itu lebih penting daripada kualitas, mereka tahu bahwa berkah itu lebih penting daripada aspek lahiriah.

Saat ini orang hanya menghargai materi, mereka memahami kuantitas dan kualitas luar saja, tetapi tidak untuk barakah yang ada didalam nya, Persepsi mereka tentang kenyataan ini telah menjadi mati rasa karena mereka telah menjauhkan diri dari orang-orang suci dan shaleh dan orang-orang yang mengamalkan ajaran Quran.

Pernah ada satu orang yang shaleh, miskin dan membutuhkan uang.
Beliau diberitahu lewat mimpi bahwa ada seribu dirham sedang menunggu dia di suatu tempat, Dan ia bertanya; "Apakah ada berkah di dalamnya?
(Yaitu, dalam dirham itu), saat dikatakan bahwa tidak ada berkah di dalam uang itu. dia menjawab, "Kalau begitu aku tidak perlu uang itu!"

Pada malam kedua ia memiliki mimpi yang sama di mana ia diberitahu ada tempat tertentu di mana ia akan menemukan 100 dirham.
Dia bertanya "Apakah ada berkah di dalamnya?"
Dia diberitahu tidak ada berkah di dalamnya dan ia kembali mengatakan dia tidak butuh uang itu,

Pada malam ketiga ia diberitahu dalam mimpi bahwa di tempat tertentu ada 10 dirham menunggunya, dan ia bertanya apakah ada berkah di dalamnya. Dia diberitahu tidak ada berkah di dalamnya, dan lagi-lagi ia menolak itu.

Kemudian pada malam keempat ia diberitahu dalam mimpi bahwa ada dua dirham menunggunya di suatu tempat dan dia bertanya apakah ada berkah di dalamnya. Dan dia diberitahu, 'ya ada berkah di dalamnya!'.

Dan pada akhirnya ia mengatakan bahwa ia ingin dua dirham itu.
Keesokan paginya ia mengatakan seluruh cerita kepada istrinya. Istrinya bukan salah satu dari mereka yang menghargai berkah, jadi dia mulai mengkritik nya dan mengatakan, "Bagaimana Anda menolak seribu dirham untuk dua dirham? Seharusnya anda memilih yang seribu dirham!".
dia menjawab!; "Tidak, saya tidak ingin seribu dirham tanpa berkah. Saya ingin dua dirham yang halal dan yang memiliki berkah.

"Lalu ia pergi dan mendapatkan dua dirham sesuai petunjuk mimpi dan dalam perjalanan pulang ia bertemu penjual ikan yang menjual ikan di jalanan. Beliau membeli ikan seharga dua dirham, jadi dia membayar dua dirham dan dia membawa pulang ikan itu ke rumah, Ketika ia tiba di rumah, ia memotong ikan dan ditemukan di dalam perut ikan beberapa perhiasan berharga ribuan dirham!

Allah telah membuatnya jadi orang kaya berdasarkan dari barakah dalam dua dirham. Ini adalah manifestasi dari bagaimana sejumlah kecil dengan berkah jauh lebih baik dari jumlah besar tanpa barakah!

Nabi ﷺ selalu berdoa memohon berkah di hari-harinya, malam malamnya, makanannya, minumannya, pakaiannya, istri-istrinya, dan dalam segala hal!, Semuanya berkisar berkah. Barakah adalah aliran Ilahi yang akan memungkinkan dia untuk mencapai tujuannya dan akan menangkal kesengsaraan.

Dan Nabi ﷺ adalah air mancur barakah.
Para sahabat mengambil berkah darinya pada berbagai kesempatan.
Itu bisa di liat dari hadits hadits bagaimana sahabat berebutan berkah dari air bekas wudu beliau, atau ketika beliau mencukur rambutnya, mereka para sahabat berebutan mengambil dan menyimpan potongan rambutnya untuk mencari berkah, dan bahkan orang-orang kafir pun tahu apa barakah itu!

Dalam cerita, Nabi ﷺ dalam salah satu perjalanannya berhenti di sebuah Kemah Umm Mabad mencari minuman dan makanan.
(Umm Mabad dan suaminya, Abu Mabad yang bukan dari orang-orang beriman pada saat itu.)
Nabi ﷺ diberitahu bahwa mereka menghadapi kekeringan parah, yang tersisa hanya kambing yang kurus dan tidak memproduksi susu apapun.

Nabi ﷺ meminta izin untuk memerah susu kambing sendiri, dan secara ajaib kambing itu ternyata mengeluarkan banyak susu, cukup untuk memberi minum untuk semua teman-temannya hingga kenyang, juga untuk keluarga Umm Mabad dan setelah itu masih meninggalkan kambing dengan penuh susu. Kambing itu setelah kepergian Nabi dan sahabatnya tetap dan terus menerus menghasilkan susu yang berlimpah..

Ketika Abu Mabad kembali, ia terkejut menemukan banyak susu di kemahnya.
Ia bertanya pada istrinya dari mana mendapat susu itu. Umm Mabad menjawab bahwa orang yang "diberkati" telah datang memerah kambing.

Dan dia menggambarkan keadaan Nabi ﷺ kepada suaminya; penampilannya, sopan santun, senyum dan kelembutannya. Dan ketika dia selesai menjelaskan kepadanya, Abu Mabad berkata, "Itu pasti orang Quraisy!"

Dan setelah hari itu setiap kali mereka menyebut nama nabi ﷺ, mereka akan menyebutkan dia sebagai Manusia yang "diberkati" dan mereka akan menyebutkan hari itu sebagai, "hari orang diberkati datang".

Mereka bukan Muslim, tapi mereka tahu bagaimana mengenali berkah.(keluarga Abu Mabad sekeluarga menjadi Muslim beberapa waktu kemudian)..
اللّهمّ صلِّ على سيّدنا محمّدٍ وآله
وصحْبه وسلِّم
======Sayyidi Habib Umar bin Hafidz====

DAHSYATNYA DOA SEORANG IBU

Doktor Fauziah Ad-Dabbus, seorang pakar psikologi yang amat popular di Kuwait pernah menulis mengenai rahsia-rahsia doa seorang ibu jika setiap malam dia mendoakan anak-anaknya, dan ternyata kesan dari tulisannya itu telah mengubah jalan hidup ramai orang...Alhamdulillah.
Isi tulisannya sebagai berikut :

" Aku bersumpah demi Allah.... wahai setiap ibu, agar jangan tidur pada setiap malam sebelum engkau memohon pertolongan Allah SWT dan mengkhabariNya bahwa engkau redha atas anak-anakmu seredha-redhanya,
dan aku bersumpah demi Allah.... agar engkau tidak menghijab/menghalangi RedhaNya kepada anak-anakmu.

Dan aku memintamu wahai para ibu agar jangan engkau tidur setiap malam sebelum engkau angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu dan mengkhabarkan kepadaNya bahwa engkau redha atas mereka masing-masing. "

*Begini doanya:*

اللهم إني أُشهدك أني راضية عن إبني/إبنتي (.....) تمام الرضا وكمال الرضا ومنتهي الرضا
فاللهم انزل رضوانك عليهم برضائي عنهم
"Allaahumma innii usy-hiduka annii raadhiyah 'an ibnii/ibnatii.... (sebut nama anak-anakmu satu persatu)... tamaamar-ridhaa wa kamaalar-ridhaa wa muntahayir-ridhaa. Fallaahumma anzil ridhwaanaka 'alaihim bi ridhaa-ii 'anhum"

(Yaa Allaah aku bersaksi kepadaMu bahwa aku redha kepada anak-anakku...(Sebutkan nama-nama mereka satu persatu)... dengan redha dan sempurna. Maka turunkan Yaa Allaah keredhaanMu kepada mereka demi redhaku kepada mereka).

Kemudian setelah berselang beberapa minggu setelah tersebut tersebar, tiba-tiba aku dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata bahawa aku telah mengubah kehidupannya secara total, dan sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak tergambar kerana akibat doa itu terhadap dia dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun.

*Maka berceritalah si Ibu itu:*
Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan kerananya.
Dia tak pernah solat dan bahkan jarang mandi, dia sering berdebat panjang denganku, dan sering membentakku dan tak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya.

Maka ketika membaca tulisanmu aku berkata : mungkinkah kata-kata ini benar? Nampak seperti tak masuk akal?? dan seterusnya.... dan akhirnya kuputuskan untuk mencuba anjuranmu walaupun aku tak yakin bahkan sinis mentertawakanmu.

Lalu setelah seminggu, mulai berubah nada suara anakku kepadaku, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian, dan didalam diriku ada sedikit syak? Dan kemudian ku dapati anakku mandi, padahal aku tak menyuruhnya.......

Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu, dia membukakan pintu untukku dan menyapaku, "Apa kabar ibu?" dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu.
Aku gembira tak terkata walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya sama sekali.....
4 jam kemudian aku memanggilnya di telefon bimbitnya, dan dia menjawabku dengan nada yang berbeza dari biasanya, "Ibu, saya disamping masjid dan saya baru hendak solat waktu ibu call….”
Maka aku pun tak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin dia yang tak pernah solat sudah mulai solat dan dengan lembut bertanya khabarku??

Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera aku bertanya sejak bila kamu mula solat?
Jawabnya; "Saya sendiri tak tahu ibu, waktu saya lalu dekat masjid mendadak hati saya tergerak untuk solat……………….”

Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat, dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku.

Tak pernah aku mengalami kebahagian seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majlis-majlis zikir dan pengajian-pengajian…..

Oleh kerana beratnya kehidupan sehari-hari seringkali seorang ibu melupakan doa untuk anak-anaknya, sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya.

Padahal, justeru doa seorang ibu itu adalah sebenarnya jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat In Shaa' Allaah.

SILA SHARE DAN SEBARKAN

KITA TAHU TAPI KITA TAK PEDULI

Kita mengetahui, solat secara berjemaah itu adalah sunnah, mendapat lebih 27 darjat lebih berbanding solat bersendirian. Tetapi ruginya kita masih tidak mampu untuk berjemaah di masjid atau surau.

Kita mengetahui, bahawa ucapan "Subhaanallaahi wa bihamdihi" sebanyak 100 kali dalam sehari akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang, Berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun.

Kita mengetahui, bahawa pahala dua rakaat Dhuha setara dengan pahala 360 sedekah, akan tetapi sayang, hari berganti hari tanpa kita melakukan solat Dhuha.

Kita mengetahui, bahawa orang yang berpuasa sunnah kerana Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan. Tetapi sayang, kita tidak mahu menahan lapar.

Kita mengetahui, bahawa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70 ribu malaikat yang memintakan ampun untuknya. Tetapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun minggu ini.

Kita mengetahui, bahawa siapa yang membantu membangun masjid kerana Allah walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di syurga. Tetapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan masjid walaupun hanya dengan beberapa ringgit.

Kita mengetahui, bahawa siapa yang membantu ibu tunggal dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang solat sepanjang malam tanpa tidur. Tetapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang pun anak yatim.

Kita mengetahui, bahawa orang yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan di lipatgandakan sepuluh kali. Tetapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al-Qur'an dalam jadual harian kita.

Kita mengetahui, bahawa haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali syurga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya. Tetapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakannya, padahal kita mampu melaksanakannya.

Kita mengetahui, bahawa orang mukmin yang paling mulia adalah yang yang paling banyak solat malam, dan bahawasanya Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak pernah meremehkan solat malam ditengah segala kesibukan dan jihad mereka. Tetapi sayang kita terlalu meremehkan solat malam.

Kita mengetahui, bahawa hari kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur. Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu.

Kita sering menyaksikan orang-orang yang meninggal mendahului kita. Tetapi sayang, kita selalu hanyut dengan senda gurau dan permainan dunia seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya.
Saya telah mengirimkan nasihat ini kepada orang yg saya cintai kerana Allah, maka kirimkanlah nasihat ini kepada orang yang kita cintai.

BUAT RENUNGAN KITA SEMUA
SILA SHARE DAN SEBARKAN

Saturday, June 18, 2016

KELEBIHAN SEORANG YANG KEMATIAN ANAK KECIL


Rasulullah ﷺ merupakan pemberi syafaat utama kepada umatnya tetapi ada juga syafaat lain iaitu syafaat anak kecil yang meninggal dunia sebelum usia baligh sebagaimana diceritakan melalui kisah berikut ;
Hadrat Malik bin Dinar r.a. merupakan seorang warak yang masyhur. Kehidupannya pada permulaan tidak berapa elok. Salah seorang telah bertanya kepadanya, “Apakah yang telah berlaku yang membuat tuan bertaubat dari kehidupan yang terdahulu?”

Beliau menjawab, “Ketika dahulu saya seorang tentera, terlalu ketagih dengan arak dan sentiasa sibuk dengan arak. Saya telah membeli seorang hamba wanita yang amat jelita. Daripadanya telah lahir seorang anak perempuan yang amat saya sayangi. Anak itu pun sangat sayang kepada saya. Apabila dia telah mula berjalan bertatih, maka kasih sayang saya kepadanya telah bertambah dan dia sentiasa bersama saya.

Tetapi adalah menjadi suatu tabiatnya yang mana apabila saya hendak minum arak, dia mengambil cawan di tangan saya dan menuangkannya di atas pakaian saya. Oleh kerana saya terlalu sayang kepadanya saya tidak dapat membuat apa-apa dan ketika berusia 2 tahun, dia telah meninggal dunia. Kematiannya amat melukakan hati saya.

Berlaku sekali peristiwa pada malam 15hb Syaaban saya telah banyak minum arak. Dalam keadaan mabuk terus tidur. Solat Isyak pun belum ditunaikan.

Saya bermimpi kiamat telah berlaku. Manusia mengibas2 tanah dari kepala, mereka bangkit dari kubur masing-masing berjalan ke Padang Mahsyar. Ketika berjalan ke Padang Mahsyar, saya mendengar sesuatu di belakang saya. Saya melihat seekor AZDAHA (ular yang terlalu besar) mengejar saya. Ular itu berwarna hitam, bermata kuning, mulutnya terbuka luas. Ular itu datang kepada saya dengan pantas.

Dikuasai oleh perasaan takut yang amat sangat, saya pun berlari secepat mungkin. Sedang berlari saya bertembung dengan seorang tua yang berpakaian putih bersih, berbau harum. Saya telah memberi salam kepadanya dan dia pun menjawab salam saya.

Saya meminta, “Tolonglah tuan, ular itu sedang mengejar saya!”
Dia menjawab, “Aku sangat lemah. Dia terlalu kuat. Aku tidak mampu menolong kamu atau melawannya. Tetapi kamu mesti berlari laju lagi. Mungkin di hadapan nanti kamu boleh mendapat sesuatu untuk menyelamatkan diri kamu dari ular itu”.

Di satu tempat saya melihat satu busut dan terus naik ke atasnya. Saya nampak api neraka yang amat menjulang bahaya. Walaupun api neraka itu sangat dahsyat, namun kerana dikuasai perasaan takut pada ular itu saya hampir terjatuh ke dalam jurang api neraka itu.

Ketika itu saya mendengar satu suara yang agak kuat. “Undur balik. Engkau bukanlah dari kalangan mereka (ahli neraka)”.

Maka saya pun patah balik ke belakang dengan serta merta. Saya telah menemui orang tua yang berpakaian putih itu sekali lagi. Saya berkata kepadanya, “Kasihanilah terhadap saya tuan! Sebelum ini pun saya telah meminta tolong. Tuan tidak membuat apa-apa. Tolonglah sedikit. Ular itu tetap mengejar saya!.”

Mendengar kata-kata saya itu, orang tua itu menangis sambil berkata, “Apakah yang aku boleh buat. Kamu melihat aku ini sangat lemah dan ular itu terlalu kuat. Bagaimana aku boleh melawannya? Akan tetapi, di hadapan sedikit ada lagi satu bukit di mana ada amanah orang2 Islam. Barangkali kamu pun ada sesuatu amanah di situ yang akan menjadi asbab keselamatan kamu dari ular itu”.

Saya pun berlari sehingga sampai di bukit itu. Ular itu pun turut mengejar saya ke sana. Di bukit yang bulat itu banyak tingkap yang terbuka. Tirai dari sutera tergantung dengannya. Setiap tingkap ada dua daun tingkap dari emas, dihiasi dengan permata yaqut & mutiara.

Apabila saya cuba naik ke atas tingkap itu, saya dengar satu suara malaikat, “Bukalah tingkap dan angkatlah tirai. Keluarlah kamu sekalian! Mungkin di kalangan kamu ada sesiapa yang merupakan amanah orang bermusibah ini dan ia boleh menolongnya”.

Dengan serta merta tingkap itu dibuka dan ramai kanak-kanak seperti bulan purnama keluar dari dalam bukit itu. Tetapi saya dalam keadaan gelisah kerana ular itu semakin menghampiri saya.
Ketika itu semua kanak-kanak pun menjerit dan berteriak, “Keluarlah semua cepat-cepat! Ular itu semakin hampir menangkap orang yang bernasib malang itu!”.

Kanak-kanak seperti tentera demi tentera keluar dari bukit itu. Kebetulan pandangan saya tertumpu kepada anak perempuan saya yang telah meninggal dunia pada usia dua tahun. Melihat saya dia mula menangis sambil berkata, “Demi Allah! Itu adalah ayahku!”

Dengan serta merta dia pun terjun seperti anak panah dan naik ke atas satu kenderaan nur (cahaya) dan menghulur tangan kirinya kepada saya. Saya pun dengan pantas memegang tangannya. Kemudian dia menghulurkan tangan kanannya kepada ular itu yang terlalu hampir kepada saya. Maka ular itu pun lari ke belakang. Selepas itu dia memberi saya tempat duduk dan dia sendiri duduk di atas pangkuan saya.

Dia menggerakkan tangannya di atas janggut saya sambil berkata, “Ayah! Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang beriman untuk khusyu’ hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan kepada mereka?”

Firman Allah سبحانه وتعالى :

وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan kitab sebelum mereka, setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras dan banyak di antaranya orang-orang fasik – derhaka.” (Surah Al-Hadeed: 16).

Mendengar kata-katanya itu saya mula menangis. Saya bertanya kepadanya, “Wahai anakku! Kamu semua pandaikah membaca Al-Quran?

Dia menjawab, “Kami lebih pandai membaca Al-Quran daripada kamu sekalian”.
Saya bertanya, “Anakku, apakah musibah ular itu?”
Dia menjawab, “Itulah amalan ayah yang berdosa. Ayah telah membekalkan kekuatan yang banyak kepadanya sehingga dia sedaya upaya membawa ayah ke dalam neraka!”.
Saya bertanya lagi, “Siapakah orang tua yang warak itu?”

Dia menjawab, “Dia itu amalan baik yang dilakukan ayah. Tetapi ayah telah membiarkan dia lemah sehingga dia tidak dapat menghapuskan ular itu. Akan tetapi, dia telah menunjuk ayah akan jalan keselamatan.”

Saya bertanya lagi, “Anakku, apakah yang kamu buat di dalam bukit itu?”
Dia menjawab, “Kami semua anak-anak orang Islam. Kami akan berada di situ sampai kiamat menanti-nanti kedatangan kamu. Apabila kamu datang, maka kami akan memberi syafaat untuk kamu.”

Berbahagialah mereka yang ada saham di akhirat melalui kematian anak-anak sebelum usia baligh mereka. Anak mereka itu dapat menyumbang syafaat kepada ibu bapanya. Selagi masih beriman, walau siapa pun ibu bapanya, mereka tetap akan dicari oleh si anak untuk memberikan syafaatnya bagi memasuki syurga.
والله أعلم بالصواب
Wallahu A’lam Bish Shawab
(Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)
Rujukan : Fadhilat Sedekah karangan Staikhul Hadith Hadrat Maulana Muhammad Zakariya R.A.
SILA SHARE DAN SEBARKAN

AWAS PENCURI DIBULAN RAMADHAN



1) TV...
Ini merupakan pencuri yang merbahaya, yang boleh merosakkan puasa seseorang dan mengurangi pahalanya, seperti filem, drama dan iklan murahan yang mendedahkan aurat.

2) Pasar...
Ini juga merupakan pencuri istimewa dalam menghabiskan wang dan waktu tanpa batas. Oleh kerana itu, tentukan perbelanjaan kita mengikut keperluan ketika pergi ke pasar.

3) Berjaga Malam Untuk Perkara Yang Lagha...
Pencuri yang mengambil waktu yang paling berharga. Pencuri yang mengambil solat tahajud dari seseorang hamba di sepertiga malam terakhir dan mencuri kesempatan untuk istighfar serta taubat.

4) Dapur..
Pencuri yang banyak mengambil waktu yang panjang untuk membuat berbagai jenis masakan, berupa makanan dan minuman. Hampir-hampir semuanya tidaklah masuk ke mulut, kecuali sedikit sahaja.

5) Handphone...
Sebahagian orang hanya sekadar menjawab panggilan masuk namun ia boleh diserang dengan dosa berupa mengumpat, mengadu domba, dusta, memuji diri sendiri atau orang lain, menceritakan rahsia dan keaiban orang lain, berdebat tanpa ilmu, ikut campur urusan orang, dan sebagainya dari kesalahan-kesalaham mulut yang banyak yang juga merupakan majlis yang kosong dari zikir.

6) Bakhil...
Sedekah akan melindungi kita dari neraka, dan sebaik-baik sedekah adalah di bulan Ramadhan; maka bersedekahlah secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

7) Majlis yang kosong dari mengingati Allah...
Pencuri ini adalah yang mempersiapkan bagi kita penyesalan di hari kiamat. Nabi shallaalhu alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum bermajlis, tidak mengingati Allah dan tidak juga berselawat kepada Nabi mereka kecuali mereka meninggalkan penyesalan. Jika Allah mahu maka Allah akan menyiksa mereka, jika berkehendak, Allah mengampuninya."


Adapun pencuri terbesar adalah FACEBOOK dan/atau WHATAPPS apabila tidak digunakan dengan benar dalam kebaikan dalam menyambut tamu yang berharga ini (Ramadhan).

Bukan bermakna perkara-perkara yang kami sebutkan ini tidak penting langsung...ia juga boleh mendatangkan manfaat jika digunakan dengan baik namun jika terlajak penggunaannya maka ia akan 'mencuri' banyak masa berharga kita, ia perlu dikawal segera.

Kerananya, dikhuatiri kita serba tak sempat, meraih 1001 peluang ibadat di bulan berkat.
Marilah kita mewasiatkan kepada diri kita untuk menghidupkan bulan yang mulia ini; jika kita mendapatinya pada tahun ini, maka belum tentu kita akan dapatkannya pada tahun-tahun yang akan datang.
SILA SHARE DAN SEBARKAN

PRINSIP ASAS DALAM MELAWAN HAWA NAFSU

Berikut tiga prinsip asas kaedah melawan nafsu. Tiga kaedah ini telah digariskan oleh ulama pakar dalam meneliti perjalanan hati dan nafsu manusia. Dalam kitab Minhajul Abidin misalnya, Imam Ghazali telah menggariskan tiga prinsip asas berikut:

i) Menahan atau menyekat sumber kekuatannya.

Nafsu yang diumpamakan kuda yang liar itu boleh dijinakkan dengan syarat ditahan sumber yang memberikannya tenaga. Jadi, nafsu boleh dikawal dengan menahan makan (berpuasa). Oleh sebab itulah dalam Islam kita diwajibkan berpuasa sebulan dalam setahun. Dan digalakkan juga berpuasa sunat hari-hari tertentu. Malah mereka yang belum mampu berkahwin, nabi Muhammad s.a.w. menganjurkan mereka menjinakkan nafsu seks dengan berpuasa.
Selain menahan perut daripada banyak makan, ada lagi beberapa sumber kekuatan nafsu yang perlu disekat. Antaranya, menahan pandangan (mata) daripada yang haram, telinga daripada mendengar sesuatu yang berdosa, mulut daripada berkata-kata yang dilarang, hati daripada sifat-sifat mazmumah dan lain-lain. Semua ini perlu diketahui dengan cara belajar. Ilmu yang berkaitan dengan menjaga pancaindera inilah yang dimaksudkan dalam ilmu tasawuf sebagai akhlak. Hukum mempelajarinya, fardhu ain bagi setiap mukhallaf.


ii) Membebankan nafsu itu dengan ibadah.

Setelah nafsu yang diumpamakan sebagai kuda liar itu disekat sumber kekuatannya, langkah seterusnya ialah dengan dibebankan ibadah tertentu terutamanya ibadah khusus yang berbentuk fardhu dan sunat. Solat terutamanya, sangat diperlukan dalam kaedah ini semata-mata untuk ‘menyeksa’ nafsu. Bukan sahaja solat lima waktu tetapi solat malam (qiamulalil) sangat berkesan untuk menundukan hawa nafsu.
Begitu juga dengan zikrullah yang lain seperti membaca al-Quran serta wirid-wirid tertentu (yakni yang bersumberkan al-Quran, hadis-hadis sahih dengan tunjuk ajar dan didikan syeikh atau guru yang benar serta mendapat petunjuk (mursyid). Begitu juga dengan amalan sedekah, kerja-kerja amal, mengajar, belajar dan lain-lain amal kebajikan. Pokok pangkalnya, bebankanlah nafsu kita dengan ibadah hingga ia merasa letih untuk melakukan kejahatan. Ingatlah nafsu itu tidak pernah puas dan kehendanya tidak terbatas, maka ibadah yang dapat menundukkannya hendaknya begitu juga. Jangan terbatas dan jangan dibatasi oleh rasa puas.


iii) Berdoa minta bantuan Allah untuk menewaskannya.

Usaha menentang hawa nafsu hendaklah dimulakan, diiringi dan disudahi dengan berdoa kepada Allah. Nafsu itu makhluk Allah, maka Allah sahaja yang mampu memudahkan diri manusia untuk menguasai dirinya sendiri (nafsu). Bahkan, usaha awal kita untuk memperbaiki diri perlulah dimulai dengan membentuk komunikasi dan interaksi yang harmoni dengan Ilahi.
Hubungan ini dibentuk melalui doa. Jika Allah permudahkan, jalan mujahadah yang payah akan menjadi mudah. Bantuan Allah inilah yang sangat kita dambakan. Malah inilah pesan Rasululllah s.a.w. kepada Muaz bin Jabal dengan katanya:

“Wahai Muaz, aku sangat cinta kepadamu. Maka selepas kau mengerjakan solat jangan sekali-kali kau lupa berdoa kepada Allah dengan doa ini: “Ya Allah, bantulah aku mengingati-Mu, bantulah aku mensyukuri nikmat-Mu dan bantulah aku untuk mmperbaiki ibadah kepada-Mu.”

Banyak lagi doa-doa yang dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w. dalam bermujahadah melawan hawa nafsu ini. Antara doanya itu ialah: “Ya Allah ya Tuhanku, berilah aku taqwa, dan bersihkanlah diriku. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang membersihkan. Engkaulah pelindungku dan pemimpinku.”


LANGKAH-LANGKAH JALAN MUJAHADAH
Langkah-langkah tersusun untuk melawan hawa nafsu seperti berikut:

i) Belajar mengenai sifat nafsu dan angkaranya.
Belajar mengenai sifat-sifat mahmudah dan mazmumah (ilmu akhlak atau tasawuf) adalah wajib. Kita mesti mendapat ilmu yang digali daripada al-Quran dan Sunnah untuk mengetahui sifat-sifat nafsu, angkara kejatannya dan bagaimana melawannya. Para ulama telah mempermudahkan ilmu-ilmu ini mengikut kategorinya tersendiri.

ii) Membina kesedaran dan keazaman yang tinggi.
Tidak cukup dengan mempunyai ilmu sahaja tanpa kesedaran dalam hati dan keazaman yang kuat untuk mengamalkannya. Bagaimana jika kita hanya ada senjata (ilmu) tetapi tidak ada keingininan yang kuat untuk mngamalkannya apabila diserang musuh? Ilmu bukan untuk pengetahuan dan kefahaman semata-mata, tetapi yang lebih penting untuk diamalkan.

iii) Mempraktikkan ilmu.
Inilah tahap yang paling sukar tetapi inilah tahap yang paling penting. Perkara ini memerlukan satu iltizam yang kuat dalam diri kerana apa yang disukai nafsu adalah juga yang disukai oleh diri kita sendiri. Ramai orang yang tahu sesuatu kebaikan tetapi masih malas melakukannya. Dan ramai yang tahu sesuatu kejahatan tetapi masih tega melakukannya.
Semua itu kerana mereka belum ‘mahu’, dan baru sekadar ‘tahu’. Pengetahuan itu dicapai melalui proses belajar manakala kemahuan dibina dengan mempraktikkan apa yang telah kita pelajari. Dengan mempraktiokkan ilmu barulah ilmu yang bertapak di akal dapat dipasakkan ke dalam hati. Oleh sebab itu ‘tahu’ tempat letakkannya di akal tetapi ‘mahu’ itu letaknya di hati.

iv) Terus melatih diri dan bersifat konsisten melawannya.
Ramai juga orang yang telah tahu dan mahu melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan, tetapi tidak lama, mereka berpatah semula ke belakang. Bak kata peribahasa Melayu sekadar “hangat-hangat tahi ayam”. Mereka tidak berdaya untuk konsisten (istiqamah) dalam kebenaran. Apa yang perlu ialah latihan yang berterusan agar tahap pengetahuan dan kemahuan itu diteruskan hingga ke tahap kemampuan.


Imam Ghazali berpesan nafsu tidak dapat dikalahkan dengan tergesa-gesa. Kehendaknya tidak boleh ditekan sekali gus melainkan perlu ditahan secara bertahap-tahap. Latihan menundukkan hawa nafsu ini perlu dilaksanakan sedikit demi sedikit tetapi istiqamah selaras dengan sabda Rasulullah s.a.w.:

“Amalan yang baik ialah amalan yang berterusan (konsisten) sekalipun sedikit.”

“Alah bisa, tegal biasa,” begitulah nafsu yang jahat jika dilatih berterusan untuk melakukan kebaikan, akan terbiasalah nafsu itu dengan kebaikan dan kebajikan. Sampai ke tahap ini, nafsu itu akan menjadi tenaga penggerak atau kenderaan (kuda tunggangan) kepada manusia. Umpama, racun pada ular senduk – di situ ada racun, di situlah juga ada penawarnya. Sebab itu ditegaskan berkali-kali bahawa nafsu itu bukan untuk dihapus tetapi untuk diurus.

Jika diuruskan dengan baik, nafsu akan membawa kepada kemajuan rohaniah dan material dalam kehidupan. Nafsu seks yang diurus melalui pernikahan yang sah, akan memberi ketenangan, keberkatan dan rahmat dalam diri suami dan isteri. Ia juga meneruskan kesinambungan zuriat yang akan menjadi tenaga penggerakan kepada pembangunan ummah. Begitu juga nafsu makan yang terurus, akan memberi tenaga untuk beribadah dan menyebabkan terbentuknya jaringan perniagaan, industri makanan, hub halal, inovasi dan teknologi makanan dalam bidang bioteknologi dan sebagainya.

Manusia yang dibekalkan dengan unsur nafsu inilah yang menjadi sebab mereka dilantik menjadi khalifah di muka bumi – bukan malaikat, kerana dengan nafsu makmurlah muka bumi ini dengan pembangunan yang bersendikan hukum Allah. Sebaliknya, malaikat tidak mempunyai potensi ini kerana mereka sepi daripada sebarang keinginan dan rangsangan. Namun, jika nafsu tidak terurus manusia akan jatuh ke tahap yang lebih hina daripada haiwan (makhluk nafsu tanpa akal).

Jangan menoleh ke belakang… tempuhlah jalan mujahadah. Itulah jalan yang penuh saadah (kebahagiaan). Walaupun itu adalah jalan yang payah, tetapi itulah jalan yang paling mudah. Tidak ada jalan pintas!

Oleh Ustaz Pahrol Hj Juoi
SILA SHARE DAN SEBARKAN

Artikel-Artikel Lain

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terjemahan Bacaan AL-Quran Untuk Dihayati Bersama

Listen to Quran